Halo parents,
kali ini saya akan membahas mengenai tentang salah satu breastfeeding case yang
cukup sering dikeluhkan para ibu menyusui yaitu oversupply atau aliran ASI yang
deras dan cukup merepotkan bayi dan mama. Saya termasuk yang mengalami sendiri
kasus oversupply ini dan cukup menjadi masalah untuk saya dan bayi saya,
berbekal dari banyak browsing, kemudian dipraktekkan sendiri dengan cara
sendiri sampai akhirnya saya menemukan beberapa trik “berdamai” dengan si
oversupply ini. Sebelumnya kenali tanda-tanda dulu seperti ini, pernahkan bayi
anda:
-
Tiba-tiba
tersedak saat menyusu atau batuk-batuk
-
Fussy
feeding atau rewel dan gelisah saat menyusu sehingga menganggu latch on yang
sudah benar
-
Berulang
kali gumoh dan reflux, bahkan saat sudah disendawakan
-
Mendadak
mengigit putting, melepas payudara tiba-tiba atau sampai menolak menyusu
-
Terlihat
megap-megap saat menyusu
-
Latch
on sudah baik tapi ada suara “clicking” saat menyusu dan terlihat kepala bayi
mulai mundur saat anda merasakan LDR datang
-
Anda
merasakan seringnya LDR dan kapasitas pengisian payudara yang cepat setelah
bayi menyusu atau dikosongkan dengan pompa dan perah manual
LDR (let
down reflex) merupakan reflek oksitosin dihasilkan dari stimulus bayi menyusu
langsung,dikosongkan dengan breast-pump atau perasaan ibu yang sedang senang
dan pikiran yang positif. Pada beberapa orang LDR bisa dilihat netes-netes
sampai muncrat-muncrat. Beberapa mama memiliki masalah dengan LDR yang cepat
dan aliran deras, inilah yang biasanya berhubungan dengan oversupply (banyaknya
rangsangan oksitosin sehingga supply berlebih). Jika mama melihat gejala-gejala diatas tadi
pada bayi, kemungkinan besar mama mengalami oversupply yang menyebabkan
terjadinya LDR yang cepat atau deras.
Beberapa hal
yang mencetuskan oversupply:
-
Faktor
bayi: masalah posisi dan perlekatan menyusu karena kelainan anatomi bayi yaitu
Tongue tie dan upper lip-tie, bibir sumbing, kelainan langit-langit mulut bayi
-
Menyusui
dijadwal sesuai jam, tidak berdasarkan menyusui sesuai permintaan bayi
-
Membatasi
bayi menyusu seperti bayi dibatasi menyusu 15-30 menit saja, melepas tiba-tiba
hisapan bayi
-
Menyusui
payudara kanan dan kiri langsung sekaligus dalam 1 sesi padahal bayi sudah
kenyang
-
Banyak
mengkonsumsi galactogogue tertentu pada beberapa ibu dapat menimbulkan kasus
oversupply
Akibat yang
terjadi apabila oversupply tidak tertangani dengan baik:
-
Bayi
selalu gelisah dan rewel saat menyusu sehingga perlekatan menjadi bermasalah
-
Bayi
bisa menolak menyusu karena tidak sanggup dengan aliran yang deras. Makin diperberat
jika bayi dikenalkan dengan dot
-
Ibu
mengalami engorgement (payudara bengkak), saluran ASI tersumbat, galactocele
sampai mastitis
-
Karena
bayi kurang melekat dengan baik ketika menyusu,
ibu bisa mengalami nyeri putting yang cukup dapat menyebabkan trauma
tersendiri
-
Terlalu
banyaknya foremilk yang masuk ke bayi, sebelum hindmilk masuk bayi sudah
“menyerah” dan melepaskan payudara ibu. Padahal kita tahu hindmilk kaya lemak
yang penting untuk sumber energi bayi dan kenaikan berat badan. Foremilk kaya
laktosa yang apabila masuk saluran pencernaan hasil pemecahannya berupa gas.
Bisa menyebabkan bayi kembung sampai kolik
-
BAB
bayi hijau yang artinya bayi mengkonsumsi banyak foremilk. Apabila hindmilk
cukup dikonsumsi makan feses bayi normal berwarna kuning mustard atau golden
yellow.
-
Kenaikan
Berat badan yang minim atau tidak signifikan
-
Bayi
sering gumoh sampai reflux (GER)
-
Jika
bayi menolak menyusu, dapat mengakibatkan ibu stress yang akhirnya berimbas ke
produksi ASI yang menurun.
Lalu apa
yang harus saya lakukan jika bayi saya kewalahan dengan aliran ASI saya yang
deras?
1. * Membantu bayi terbiasa dengan aliran
ASI mama yang deras
-
Posisikan
bayi menyusu dimana gravitasi melawan aliran ASI, kepala bayi diatas putting.
Saya sudah mencoba sendiri posisi ini dan sangat membantu sekali pada bayi saya
untuk mendapatkan perlekatan yang benar.
a. posisi menyusui IMD. Posisi ini bisa membantu aliran ASI yang sedang
deras-derasnya untuk berkurang sedikit karena pengaruh gravitasi
b. posisi bayi dari atas, tapi berbaring ke samping badan ibu. Ini bisa
membantu bayi memperlambat aliran yang sedang deras
c. Posisi cradle yang biasa tapi ibu bersandar ke belakang, sangat
dibutuhkan beberapa bantal untuk dijadikan sandaran badan mama
![]() |
source: kellymom.com |
d. Posisi football. Bisa gunakan bantal menyusui untuk menyokong tubuh
bayi dan ibu juga bersandar di beberapa bantal.
e. Posisi bayi duduk dan wajahnya langsung berhadapan dengan payudara.
Terutama ini untuk bayi yang lebih besar dan sudah duduk, tidak direkomendasikan
untuk newborn. Posisi ini sangat membantu apabila mama ingin menyusui bayi di
tempat umum, di dalam baby wrap.
![]() |
source: kellymom.com |
-
Penting
yang selalu diingat, selalu sendawakan bayi setiap segera menyusu walaupun
menyusu hanya sebentar. Untuk mencegah reflux
-
Sebanyak
mungkin biarkan bayi menyusu langsung. Pikirkan baik-baik penggunaan dot karena
akan menambah masalah baru
-
Jika
bayi sudah mengamuk, alihkan perhatiannya dengan menggendong dan mendekap bayi
sejenak . ajak dia bicara pelan-pelan. Cari suasana menyusui di tempat yang
tenang, lampu bisa diredupkan. Bisa disertai musik lembut sehingga bayi menjadi
relax
-
Susui
bayi ketika dia mengantuk. Ini sangat membantu bayi dapat menghisap lebih
efektif sehingga dapat mengontrol aliran yang awalnya deras
-
Ketika
bayi menyusu, mama bantu dengan memegang payudara dengan pegangan gunting untuk
menekan aliran yang sedang deras.
-
Ini
yang hampir selalu saya kerjakan. Pompa sebelum bayi menyusu langsung. Jika
tidak sempat mengambil breast-pump, mama bisa mencoba perah manual dengan
teknik marmet selama 5 menit. Keluarkan beberapa ml foremilk (dan disimpan),
kemudian susui ke bayi agar bayi bisa mendapatkan hindmilk lebih banyak.
-
Berusaha
untuk serileks mungkin, karena jika mamanya lebih panik bayi akan lebih
gelisah.
2. * Mencoba “ mengurangi” suplay ASI
-
Tidak
direkomendasikan saat bayi masih newborn sampai usia 6 minggu, dimana saat ini
bayi bisa berulang kali mengalami fase growth spurt
-
Block
feeding, salah satu metode menurunkan suplay ASI tapi tidak mempengaruhi
kebutuhan bayi akan ASI. Saya sudah mencoba metode ini dan sangat membantu.
Caranya adalah:
a. Misal bayi selesai menyusu di
payudara kanan kemudian tidur, beberapa saat kemudian bayi akan menyusu lagi.
Susui di payudara yang sama yaitu payudara kanan. Bisa dicoba di 2-3 sesi
menyusu. Ini untuk mengatur stimulus ke oksitosin. Masih ingat negative
feedback kan ma. Jadi misal payudara penuh,sinyal ke otak adalah “stop
sementara” dikeluarkannya hormon oksitosin sampai payudara dikosongkan. Jika sinyal ini dicetuskan beberapa kali,
dapat membantu menurunkan suplay ASI. Otak akan merekam dan beradaptasi dalam
menghasilkan hormon oksitosin.
b. Mama pasti merasakan tidak nyaman
pada payudara sisi sebelah apabila tidak digunakan dalam 2 sesi menyusui. Mama
bisa perah sedikit sampai terasa tidak kencang dan nyaman kembali. Kemudian
kompres dingin
c. Ulangi beberapa kali secara simultan,
1 payudara untuk 2-3 sesi menyusui. Kemudian payudara yang satunya setelah
dipompa sedikit gunakan untuk 2-3 kali dalam sesi menyusui.
d. Hindari pompa payudara
“sewaktu-waktu” di jam-jam yang tidak berurutan.
e. Stop sementara semua galactogogue
apalagi jika mama sampai sudah mengalami pembengkakan payudara.
f. Jangan lupa pantau tanda ASI cukup
seperti BAK > 6x sehari, BAB warna kuning mustard berampas (pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif bisa tidak BAB beberapa hari bahkan sampai 7-10 hari),
kenaikan Berat badan. Anak tidur cukup
Saat ini
bayi saya sudah 7 bulan dan saya sudah “bersahabat” dengan si oversupply
setidaknya bayi saya sudah terbiasa dan aliran ASI saya tidak seheboh di
awal-awal menyusui. Semoga tips dan trik ini bisa membantu Ibu-Ibu semua.
Pantang menyerah ya ma, tetap semangat dan menyusuilah dengan tekad sekeras
baja. Good luck J
Sumber: Kelly
Mom-forceful let down reflex and oversupply