![]() | |
gambar diambil dari www.tribunnews.com |
Kembalinya bekerja dari cuti bersalin bukan menjadi
halangan untuk tetap menyusui eksklusif. Seperti kita ketahui keinginan dan
motivasi yang kuat dari mama, dukungan dari papa dan keluarga serta bekal
informasi tentang ASI yang cukup akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
menyusui pada ibu bekerja. Pemerintah Indonesia melindungi hak-hak ibu menyusui
yang bekerja seperti tercantum di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33
Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif,
Pasal 30 ayat 3, yang bunyinya yaitu Pengurus tempat kerja dan penyelenggara
tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan atau
memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan, serta Pasal 34 yang
berbunyi pengurus tempat kerja wajib memberikan kesempatan kepada ibu yang
bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama
waktu kerja di tempat kerja.
Berikut ini ada beberapa tips untuk para mama yang
sebentar lagi akan mulai bekerja atau yang sudah bekerja.
- Persiapan Sebelum Bekerja (dalam kurun waktu 3 bulan cuti melahirkan)
- Menyusui secara eksklusif dan sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi (on demand) selama cuti melahirkan. Hal ini dapat meningkatkan pasokan ASI, ingat semakin sering bayi menyusu semakin banyak pula ASI yang diproduksi,2 bulan pertama sangat penting membantu persediaan stok ASI kedepannya.
- 1-2 bulan sebelum bekerja, mama bisa mengunjungi klinik laktasi, bertemu dengan konselor laktasi. Disana akan dibahas persiapan busui bekerja seperti bagaimana memerah ASI untuk persediaan stok ASI perah selama ibu bekerja, manajemen ASI perah, teknik memberikan ASI Perah dengan cawan (tidak dengan dot).
- Siapkan peralatan seperti breast pump (bisa perah manual,pompa manual atau elektrik),botol kaca tempat menyimpan ASI perah atau plastik BPA Free (botol kaca lebih direkomendasikan), freezer (bisa dari kulkas 1 pintu, kulkas 2 pintu atau deep freezer), cool-box atau cool-bag, apron menyusui, jika perlu bottle warmer (baskom berisi air hangat sudah cukup), jika perlu sterilisator.
- Belajar memerah ASI sedini mungkin setelah mama melahirkan. Hal ini akan memudahkan mama melakukan kedepannya
- Membiasakan bayi minum ASI Perah dengan cawan atau cangkir, tidak perlu sama sekali menggunakan dot (dot beresiko menyebabkan bingung puting). Mama bisa membawa nenek bayi dan pengasuh untuk konsultasi ke klinik laktasi belajar cara memberikan ASI Perah dengan cawan. Sediakan waktu paling kurang 1 minggu sebelum bekerja untuk membuat bayi terbiasa minum dari cangkir dan membiasakan nenek bayi atau pengasuh yang akan memberikan ASI perah melalui cangkir selama mama tidak ada di rumah. Hindari penggunaan empeng pada bayi untuk mengatasi rewel.
- ASI yang sudah diperah tahan di suhu ruangan selama 4-6 jam. Jika ingin digunakan sebagai stok saat nanti bekerja, mama bisa simpan ASI Perah di Freezer. Freezer kulkas 1 pintu tahan menyimpan ASI selama 2 minggu-1 bulan, Freezer kulkas 2 pintu tahan menyimpan selama 3-4 bulan, sedangkan deep freezer (freezer es krim) tahan untuk menyimpan ASI selama 6 bulan. Jangan lupa melabeli ASI perah dengan tanggal dan jam perah,nomor urut. Jika ingin digunakan untuk bayi, dahulukan yang pertama kali dimasukkan ke freezer( first in first out). Itulah gunananya label tanggal dan nomor urut untuk memudahkan mama dalam menyediakan ASI Perah untuk bayi.
- Persiapan saat bekerja
1. Bila
memungkinkan mama bisa bawa bayi ke tempat kerja, dengan catatan apabila tempat
kerja kondusif untuk bayi dan transportasi juga memadai. Bila tempat kerja
dekat dari rumah,mama bisa pulang saat jam istirahat untuk menyusui bayi. Bila
tempat kerja jauh dari rumah, sebelumnya pastikan stok ASI sudah ditinggalkan
untuk bayi selama beberapa jam saat mama tidak ada di rumah.
2. Kebutuhan
cairan bayi (lahir cukup bulan) 0-6 bulan diluar menyusui langsung ke payudara
adalah 150 ml dikalikan BB (berat badan) bayi dalam 24 jam. Rumus ini dapat
dipakai mama untuk memperkirakan berapa cc ASI Perah yang perlu ditinggalkan
selama beberapa jam saat mama tidak di rumah.
3. Perah
ASI semampu mama, tidak perlu menargetkan dan kecewa apabila hasil perahan
tidak sesuai yang diharapkan. Stress dan rasa kecewa dapat berpengaruh
menurunnya produksi dan suplai ASI. Selalu tanamkan dalam pikiran kita bahwa
berapapun hasil perahan sangat berguna dan berharga untuk bayi.
4. Selama
mama di rumah,bayi sebaiknya menyusu langsung semau dia. Bayi yang terus menyusu
akan meningkatkan dan mempertahankan pasokan ASI.
5. Teruskan
menyusui di malam hari, karena produksi prolaktin tinggi di malam hari,
biasanya bayi sangat efektif menyusu di malam hari. Pagi-pagi sebelum bekerja
mama dapat kembali menyusui bayi
6. Selama
ibu di tempat kerja, perah ASI setiap 3 jam sekali, jika ingin menaikkan
pasokan ASI dapat diperah setiap 2 jam sekali. Pemerahan ASI dapat
mempertahankan pasokan ASI,mengurangi nyeri dan payudara bengkak akibat ASI
sudah penuh,mengurangi rembesan.
7. ASI
yang baru saja diperah di tempat kerja dapat disimpan sementara di cool-box
atau cool-bag (ibu dapat membawa serta ke tempat kerja), dapat juga dititip di
lemari es jika memungkinkan. Nantinya ASI ini akan dibawa untuk menambah stok
persediaan. Sediakan botol penyimpanan
yang bersih dan sudah disterilkan sebelumnya.
8.
Malamnya, ASI perah yang disimpan
di freezer untuk minum bayi keesokan harinya dapat diturunkan ke kulkas bawah
semalaman, naikkan suhu ASI Perah secara bertahap,karena perubahan mendadak
suhu yang ekstrim dapat merusak zat-zat penting dalam ASI. ASI yang sudah keluar freezer tidak dapat masuk kembali ke dalam
freezer.
9.
ASI perah yang akan diberikan ke
bayi, keluarkan secara bertahap dari kulkas bawah. Diamkan sementara di suhu
ruangan atau ditaruh dibawah air ledeng yang mengalir untuk menaikkan suhu
secara bertahap. Kemudian botol isi ASI perah dihangatkan di atas air hangat
dalam baskom atau bottle warmer. Ingat, jangan mendidihkan atau memanaskan ASI.
Panas akan menghancurkan beberapa faktor anti infeksi yang terkandung dalam
ASI.
10. Ajarkan
pengasuh atau nenek bayi untuk menyajikan ASI perah dengan cangkir. Berikan
satu porsi dalam sekali pemberian, hindari menyimpan kembali ASI perah dalam
cawan yang sudah diberikan ke bayi apabila bayi belum habis meminumnya. Hal ini
akan menurunkan kualitas zat penting yang terkandung dalam ASI. Perlu diingat
cangkir atau cawan harus bersih dan disterilkan sebelumnya dan setelah dipakai.
11. Perhatikan
tanda kecukupan ASI pada bayi, perhatikan kenaikan Berat badan bayi, frekuensi
buang air kecil > 6x sehari, frekuensi BAB.
12. Mama
tetap memperhatikan makan yang bergizi seimbang dan minum air putih untuk
menjaga stamina. Tetap berpikir positif, rileks, hindari pikiran negatif dan
stress yang berpengaruh tidak baik pada kelancaran ASI. Berbagi cerita dengan
kelompok ibu-ibu menyusui yang bekerja juga dapat meningkatkan motivasi dan
percaya diri.
Bekerja bukan menjadi
halangan mama untuk tetap memberikan ASI sebagai hadiah terindah kepada bayi.
Semoga tips ini dapat bermanfaat dan membantu mama. Tetap semangat menyusui ya
ma. Salam ASI .